Pages

Faktor Terjadinya Karies (Gigi Berlubang)


Faktor utama penyebab karies gigi digambarkan sebagai 4 lingkaran yang saling berorientasi (multifaktoral). Lingkungan pertama adalah host, yang meliputi gigi dan saliva, lingkaran kedua adalah faktor mikroorganisme (plak), lingkaran ketiga adalah faktor substrat (makanan) dan lingkaran yang keempat adalah faktor waktu, selain faktor langsung yang ada di dalam mulut (faktor dalam) yang berhubungan dengan karies gigi terdapat juga faktor-faktor tidak langsung yang disebut faktor resiko luar, yang merupakan faktor predisposisi dan faktor penghambat terjadinya karies. Faktor luar tersebut antara lain adalah usia, jenis kelamin, keadaan penduduk dan lingkungan, pengetahuan kesadaran dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi misalnya mengenai jenis makanan dan minuman yang menyebabkan karies gigi (Ruslawati, 1991). 


1. Faktor Internal Terjadinya Karies : 

a. Mikroorganisme streptococcus mutans atau kuman yang mengeluarkan toxin yang tidak dapat dilihat oleh mata biasa. Streptococcus berperan dalam proses awal karies yaitu lebih dulu masuk lapisan luar email. Selanjutnya lactobacilus mengambil alih peranan pada karies yang lebih merusak gigi. Mikroorganisme menempel di gigi bersama plak. Plak terdiri dari mikroorganisme dan bahan antar sel. Plak akan tumbuh bila ada karbohidrat. (Suwelo, 1992) 

b. Terdapatnya sisa-sisa makanan yang terselip pada gigi dan gusi terutama makanan yang mengandung karbohidrat dan makanan yang lengket seperti permen, coklat, biskuit, dan lain-lain. 

c. Permukaan gigi dan bentuk gigi. Komposisi gigi sulung terdiri dari email dan dentin. Dentin adalah lapisan di bawah email. Permukaan email lebih banyak mengandung mineral dan bahan organik dengan air yang relative lebih sedikit. Permukaan email terluar lebih tahan karies dibanding lapisan bawahnya, karena lebih keras dan lebih padat. Struktur email sangat menentukan dalam proses terjadinya karies (Suwelo, 1992). 

d. Frekuensi makan makanan yang menyebabkan karies ( makanan kariogenik ). Frekuensi makan dan minum tidak hanya menimbulkan erosi, tetapi juga kerusakan gigi atau karies gigi. Konsumsi makanan manis pada waktu senggang jam makan akan lebih berbahaya daripada saat waktu makan utama. 

e. Derajat keasaman saliva berperan dalam menjaga gigi. Karena Saliva merupakan pertahanan pertama terhadap karies, ini terbukti pada penderita xerostomia (produksi ludah yang kurang) dimana akan timbul kerusakan gigi menyeluruh dalam waktu singkat (Suwelo, 1992). Saliva berfungsi sebagai pelicin, pelindung, penyangga, pembersih, pelarut dan anti bakteri. Saliva memegang peranan lain yaitu dalam proses terbentuknya plak gigi,saliva juga merupakan media yang baik untuk kehidupan mikro organisme tertentu yang berhubungan dengan karies gigi. 6. Kebersihan mulut yang buruk akan mengakibatkan prosentase karies lebih tinggi (Tarigan, 1993).


2. Faktor Eksternal Terjadinya Karies : 

a. Usia Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah karies pun akan bertambah. Hal ini jelas, karena faktor risiko terjadinya karies akan lebih lama berpengaruh terhadap gigi. Anak yang pengaruh faktor risiko terjadinya karies kecil akan menunjukkan jumlah karies lebih besar dibanding yang kuat pengaruhnya (Suwelo, 1992). 

b. Letak geografis Perbedaan prevalensi karies ditemukan pada penduduk yang geografis letak kediamannya berbeda seperti lamanya matahari bersinar, suhu, cuaca, air, keadaan tanah, dan jarak dari laut. Kandungan flour 1 ppm dalam air akan berpengaruh terhadap penurunan karies ( Suwelo, 1992). 

c. Pengetahuan, sikap, persepsi dan perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan gigi Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan/ kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Peningkatan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular Serta Penyehatan Lingkungan Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru

A. Penyakit Menular 

Prioritas pencegahan dan pengendalian penyakit menular tertuju pada pencegahan dan pengendalian penyakit HIV/AIDS, tuberculosis, pneumoni, hepatitis, malaria, demam berdarah, influenza, flu burung, dan penyakit neglected diseases, serta covid-19 yang sedang mewabah di dunia. Termasuk prioritas dalam pengendalian penyakit menular adalah pelaksanaan Sistim Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa, Kekarantinaan Kesehatan untuk mencegah terjadinya Kejadian Kesehatan yang Meresahkan (KKM) dan pengendalian panyakit infeksi emerging.


B. Penyakit Tidak Menular

Indonesia sedang mengalami double burden penyakit, yaitu penyakit tidak menular dan penyakit menular sekaligus. Penyakit tidak menular utama meliputi jantung, stroke, hipertensi, diabetes melitus, kanker dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Jumlah kematian akibat PTM terus meningkat. 

C. Penyehatan Lingkungan 

Untuk penyehatan lingkungan dapat dilakukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Germas adalah suatu tindakan yang sistemastis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Dalam rangka mewujudkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dilakukan melalui peningkatan aktivitas fisik, peningkatan perilaku hidup sehat, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan, pencegahan dan deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas lingkungan dan peningkatan edukasi hidup sehat.

D. Strategi Peningkatan Pengendalian Penyakit : 

1. Untuk mengendalikan penyakit menular maka strategi yang dilakukan, melalui: 

a. Perluasan cakupan akses masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan terkait penyakit  menular terutama di daerah-daerah yang berada di perbatasan, kepulauan dan terpencil untuk menjamin upaya pemutusan mata rantai penularan. 

b. Strategi innovative dengan memberikan otoritas pada petugas kesehatan msyarakat (Public Health Officers), terutama hak akses pengamatan faktor risiko dan penyakit dan penentuan langkah penanggulangannya 

c. Menjamin ketersediaan obat dan vaksin serta alat diagnostik cepat untuk pengendalian penyakit menular secara cepat 

d. Menggunakan masker dan tetap menjaga protokol kesehatan dimasa pandemi seperti ini.


2.Untuk mengendalikan penyakit tidak menular maka strategi yang dilakukan, melalui:

a. Meningkatkan Advokasi dan Kemitraan dalam upaya meningkatnya komitmen politik dan berfungsinya mekanisme koordinasi lintas kementerian yang secara efektif dapat menjamin tersedianya sumber daya yang cukup bagi pelaksanaan program secara berkesinambungan.   

b. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Penurunan Faktor Risiko dengan menumbuhkan budaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada komunitas melalui penerapan perilaku “CERDIK” yang merupakan akronim dari “Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stres”, dan meningkatkan Upaya-upaya kesehatan berbasis masyarakat seperti Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM untuk mengendalikan faktor-faktor risiko PTM. 


Sumber : Rencana aksi program pencegahan dan pengendalian penyakit 2015-2019

Faktor Terjadinya Karies (Gigi Berlubang)

Faktor utama penyebab karies gigi digambarkan sebagai 4 lingkaran yang saling berorientasi (multifaktoral). Lingkungan pertama adalah host, ...

 
Dental Health Blog Design by Ipietoon